Minggu, 12 Juli 2009

PENEMUAN FOSIL

KERANGKA VAMPIRE


Ahli Antropologi forensic Italia, Matteo Borrini, mengklaim telah menemukan kerangka Vampire. Penemuan ini terjadi di kuburan tepi pantai Venezia, Italia, Jumat 6 Maret 2009. Kerangka perempuan berasal dari Abat Pertengahan. Profilnya memang meyakinkan, yakni mulutnya tertancap bata. Cara itu diyakini, agar si mahluk penghisap darah tak akan menghisap dara lagi. Tentu saja, karena dia jadi sibuk “menghisap bata”

Sumber: Cenderawasihpos Edisi Kamis 12 Maret 2009

Kamis, 05 Februari 2009

MUYU ATAU KATI

KAMI SEBENARNYA MUYU ATAU KATI ?



A. PENGANTAR


Ada sebagian teman-teman, kaka-kaka, adik-adik yang mempunyai pandangan bahwa kami sebenarnya suku bangsa Kati dan bukan Muyu. Ada juga sebagian teman-teman, kaka-kaka, adik-adik yang mempunyai pandangan lain bahwa kami bukan suku bangsa Kati tetapi sebenarnya suku bangsa Muyu.

Memang apa yang anda katakan tentang Kati atau Muyu itu benar. Dalam artikel ini akan dibuktikan apakah kami suku bangsa Kati atau Muyu dengan menggunakan data sejarah dan wawancara dengan beberapa informan di Mindiptana, dengan pendekatan etimologis Muyu.



B. MUYU

Istilah Muyu diperkirakan muncul bersamaan dengan masuknya missi katolik yang di bawakan oleh pastor Petrus Hoeboer berkebagsaan Belanda pada tahun 1933 di kampung Ninati daerah Muyu bagian utara.

Eksplorasi pertama di daerah Muyu dimulai yang disebut Perkemahan Swallow ( Swallow Bivouac ). Swallow adalah sebuah kapal perkemahan yang pada bulan Vebruari tahun 1909 berlabuh di sungai Digul, dekat muara sungai Kao. Pada bulan Mei kapal itu naik lebih ke hulu dari Sungai Digul. Dari 27 Maret hingga 6 April ekspedisi itu berlayar ke hulu Sungai Kao 50 km lebih ke atas lagi.

Diperkirakan dalam perjalanan ekspedisi ini, mereka mengadakan kontak pertama dengan penduduk setempat di pinggiran Sungai Kao pada sub suku Kamindip yang hidup di wilayah dusun mereka di pinggiran Sungai Mui. Pada sub suku Kamindip ini ada juga sekelompok orang yang mempunyai klen Muyan. Klen Muyan ini yang diperkirakan mengadakan kontak pertama dengan para ekspedisi tersebut dan mereka memperkenalkan klen mereka kepada para ekspedisi tersebut bahwa mereka adalah klen Muyan dengan mengatakan “ neto muyannano “ yang artinya “ saya ini orang/klen Muyan . Dari perkenalan ini kemudia para ekspedisi tersebut menulis dalam buku catatan harian mereka dan mereka kemungkinan meyebut seluruh penduduk itu dari Selatan hingga ke Utara dengan satu istilah yaitu Muyu dan didukung dengan hampir semua kosa kata dalam bahasa itu sama. Sedangkan kata Muyan kemungkinan mengalami perubahan akhiran atau penghilangan akhiran an dan di gantikan dengan akhiran u dan menjadi Muyu serta di populerkan pada tulisan-tulisan dan laporan-laporan berikutnya.

Di versi lain, istilah Muyu ini muncul karena orang-orang yang tinggal di daerah itu dari Selatan hingga ke Utara mereka menyebut Sungai yang mengalir antara sungai Kao di bagian Barat dengan Sungai Fly di bagian Timur itu dengan istilah “ ok Mui “, yang artinya “ sungai Mui “ kali Muyu. Salah satu informan di Mindiptana mengatakan bahwa, istilah “ Muyu “ ini muncul ketika penduduk setempat mengadakan kontak pertama dengan para ekspedisi yang terdiri dari orang-orang Belanda dari muara Sungai Mui hingga ke hulu sungai itu dan mereka para ekspedisi menanyakan kepada penduduk setempat bahwa ini sungai apa, penduduk setempat menjawab ini “ ok Mui “ yang artinnya “ sungai Mui “, atau kali Muyu dan para ekspedisi Belanda menulis Mui dengan ejaan Belanda Moejoe yang di Indonesiakan menjadi Muyu. Karena penghilangan akhiran i pada kata Mui dan digantikan dengan akhiran yu menjadi Muyu, maka dari sinilah timbul istilah Muyu.



C. KATI

Orang-orang yang hidup diantara sungai Kao di bagian Barat dan sungai Fly di bagian Timur mereka menyebut nama atau diri mereka dengan satu istilah yaitu “ Kati “. Istilah Kati ini menurut mereka mempunyai arti “ manusia yang sesungguhnya “ yang berbeda dari suku-suku bangsa tetangga mereka seperti suku bangsa Mandobo di bagian Barat dan Selatan, suku bangsa Ngalum di bagian Utara serta orang Awin di bagian Timur dan termasuk Negara Tetangga Papua New Guinea. Perbedaan yang dimaksud disini antara lain, bahasa, cara menghadapi, bertindak dan menyelesaikan suatu perkara, perbedaan orientasi kehidupan kepada masa lalu, masa kini dan masa depan dan juga kriteria lainnya yang dibuat oleh orang-orang yang hidup di antara sungai Kao di bagian Barat dan sungai Fly di bagian Timur kepada suku bangsa tetangga mereka.

Ada batasan istilah “ MUYU “ yaitu “ Manusia Ulet Yang Unik “ yang populer berkembang di kalangan Mahasiswa/i Muyu di Jayapura. Istilah Manusia Ulet Yang Unik saya tidak temukan istilah ini dalam referensi tentang orang Muyu dan juga dari wawancara dengan beberapa orang Muyu mereka tidak menyebutkan istilah itu, dan ketika saya wawancara tentang istilah itu mereka menolak itu dan membantah bahwa kami bukan Manusia Ulet Yang Unik tetapi kami ini sebernanya Kati. Maka berdasarkan data yang ditemukan bahwa sebernanya istilah Manusia Ulet Yang Unik ( MUYU ) adalah salah dan tidak ilmiah. Manusia Ulet Yang Unik tidak ada kaitannya dengan istilah Muyu maka tidak dibenarkan untuk dikaitkan dengan istilah Muyu.



Oleh :

Maksimus M. Kandam

Antropologi FISIP UNCEN

Mobille : 085244055601

e-mail : antrop_uncen@hotmail.com

web blog : http://katimuyu-weng.blogspot.com


Rabu, 04 Februari 2009

ANTROPOLOGI



The Study of Man And Culture


Anthropology

The Faculty of Social And Political Science

Cenderawasih University


Maksimus Mamo Kandam



Asr. Maro Jl.Tiom Padang Bulan I Abepura, Jayapura – Papua

Postal Code : 99351

Mobille : 085244055601

e-mail : antrop_uncen@hotmail.com

web blog : http://yiniputka-ontimin.blogspot.com



Senin, 05 Januari 2009

BAHASA SUKU BANGSA MUYU

BAHASA SUKU BANGSA MUYU

A. Konsep Bahasa
Bahasa menurut konsep antropologi. Bahasa adalah suatu sistem bunyi, yang kalau digabungkan menurut aturan tertentu menimbulkan arti, yang dapat ditangkap oleh semua orang yang berbicara dalam bahasa itu ( Haviland dalam Soekadijo, 1985 : 359 ).

B. Klasifikasi Bahasa Muyu
Dalam bidang kebahasaan, di Irian Jaya sampai kini tercatat kurang lebih 224 bahasa lokal yang diujarkan oleh masing-masing kelompok etnik ( Ayamiseba, 1984 ). Bahasa-bahasa lokal yang berbeda itu oleh ahli-ahli bahasa dikelompokkan ke dalam dua kategori besar. Pertama, adalah bahasa-bahasa lokal yang dikelompokkan ke dalam rumpun bahasa Austronesia dan kategori kedua adalah bahasa-bahasa yang tidak termasuk bahasa Austronesia ( non Austronesia ) yang dinamakan bahasa-bahasa Papua ( Ray, 1927 ). Contoh dari masyarakat yang bahasa-bahasa kategori pertama, Austronesia, adalah orang Biak, orang Waropen, orang Wandamen, dan orang Raja Ampat. Sebaliknya contoh untuk masyarakat yang menggunakan bahasa-bahasa Papua adalah orang Muyu, orang Dani, Orang Kapauku, dan orang Ayamaru.

1. Bahasa Muyu Dan Dialek
Berdasarkan pengklasifikasian diatas bahwa bahasa Muyu tergolong dalam rumpun bahasa Papua atau non Austronesia dapat dilihat dalam ciri-ciri bahasa. Ciri-ciri bahasa disini dilihat dalam anak kalimat dengan struktur frasa MD ( menerangkan diterangkan ), kata yang menerangkan terletak sebelum yang diterangkan.
Contoh kalimat :
Ne Ambib Wanaman, “ Saya Rumah Pulang Mau “, Saya Mau Pulang Rumah.
Wonong Tana, “ Perempuan Anak “, Anak Perempuan.
Suku Muyu atau Kati mempunyai bahasanya sendiri yaitu bahasa Kati atau Muyu. Dalam bahasa Kati atau Muyu sendiri di klasifikasi ke dalam 8 sub bahasa sesuai dengan 8 sub suku yang ada di wilayah suku bangsa Muyu atau Kati antara lain dimulai dari Selatan ke Utara yaitu dialek Kamindip, Okpari, Kakaib, Kawiptet, Are, Kasaut, Jonggom dan dialek Ninggrum. Ke-8 sub suku Kati yang telah disebutkan diatas masing-masing mempunyai dialeknya sendiri-sendiri, tetapi dalam kosa kata terdapat hampir semua persamaan-persamaan walaupun ada sedikit perbedaan dalam kosa kata. Dalam bahasa Kamindip dan Okpari tidak ada perbedaan namun mereka mengklaim bahwa mereka beda sub suku antara Kamindip dan Okpari.

Tabel : 1
Dialek Ke-8 Sub Suku Bangsa Kati.

No Bhs Indonesia Dialek Kamindip Dialek Okpari Dialek Kakaip Dialek Kawiptet Dialek Are Dialek Kasaut Dialek Jonggom Dialek Ninggrum
1 Selamat pagi Amkimbi Amun Amkimbi Amun Amkimo Amun Amkitimo Amun Mumtimo Kukbimo Amkitimo Amun Hint Won
2 Selamat siang Atonkop Amun Atonkop Amun Awingjap Amun Amunggun Amun Atonbon Aton Ironge Atonwale Amun Aronkuib
3 Selamat sore Opne Amun Opne Amun Opnon Amun Opnon Amun Miren Anong Kwinunge Opne Amun Amion
4 Selamat malam Mitik Amun Mitik Amun Amnom Amun Amnom Amun Ngumti Anong Kwinunge Amnom Amun Amgumdi
5 Anjing Anon Anon Anon Anon Nengop Nengop Anon Nengop
6 Babi Awon Awon Awon Awon Kwang Kwang Awon Kwang
7 Kasuari Diap Diap Diap Niap Ngatop Byangtop Banap Byangrop
8 Burung Kaka Tua Putih On Kayok On Kayok On Kawa On Kawa On Nama On Nama On kawa Anoa
9 Burung Maleo Onsa Onsa On Yaa On Dat On Woum On Woum On Tat -
10 Burung Mambruk Onkutim Onkutim On Kurim On Kudim On Kitim On Kitim On Kutim On Krim
11 Burung Taun-taun Onkewet Onkewet On Kewet On Kewet On Kawet On Kawer On Kewet On Awok
12 Burung Kelelawar On Yepak On Yepak On Jowom On Jowom On Japa On Yom On Jowom On Hani
13 Burung Cenderawasih Ondokok Ondokok On No On Dadop On Wom On Waom Ontalop Ontarop
14 Ular Anyuk Anyuk Nin Nin Inup Inup Niin Inup
15 Biawak Ayi Ayi Ji Ayi Atim Besom Yii Arim
15 Buaya Ayimberep Ayimberep Ji Benep Ayimbenep Banep Atim Yimbenep Arim
17 Tikus Tanah Benem Benem Ba Benem Emba Benem Karok Kaser Babelem Biawon
18 Tikus Ombik Ombik Ba Emba Bik Bik Ba Bia
19 Ikan On On On Ton Tem Enon Ton Kion
20 Udang Burinan/Arom Burinan/Arom But But Sup Cup But Kakta
21 Kura-kura Ambom Ambom Kot Am Kot Ambom Oksup Abom Kotanam Awonhio
22 Kus-kus Ombik Birim Ombik Birim Ba Neep Emba Wabon Saol Atbi Ba Bia
23 Kupu-kupu Titirim Titirim Kapurum Kabulu Kawaburut Orwagim Kawablum Onkrabut
23 Capung Wambermak Wambermak Beretanggin Beledak Sirut Kaumberep Awumbelet Breuk
24 Rumah Ambip Ambip Ambip Ambip Ama Am Ambib Am
25 Pintu Ambonggo Ambonggo Ambonko Ambonkim Kebon Erem Amtem Amtem
26 Jendela Ambonggo Ambonggo - - - Tamon Okambonkim -
27 Perapian Amotep Amotep Amot Korep Angkodep Kotepon Amkotep Amotpon Amkorep
28 Makanan Anyiman Anyiman Animan Animan Iniman Alol Animan Iniman
29 Hidup Sien Sien Dopiri Tuup Sin Barinem Tolup Wake
30 Mati Ainen Ainen Bopni Bobni Kwen Conge Bobni Knien
31 Air Ok Ok Ok Ok Ok Ok Ok Ok
32 Hujan Am Am Am Am Wali Em Am We
33 Kali/Sungai Ok Ok Ok Ok Ok Ok Ok Ok
34 Kabur Okmim Okmim Ok mim Okmim Okmim Okmim Yamkat Mim
35 Jernih Karar Ok Karar Ok Ok Karat - Okwansen Ok Etoknunge Milip Ok Daman
36 Pohon Ap Ap At Wi Ap A Ataenunge At A
37 Kayu Ap Ap At AP A Akim At A
38 Batu Bot Bot Bot Bot Bol Irop Bot Bo
39 Tanah Ogat Ambikin Barap/Ambipkin Badap Betap Taol Batap Brap
40 Manusia Katuk Katuk Karuk Kaduk Katup Katup/Kor Katuk/Nima Karuk
41 Jalanan Kiman Kiman Kiwan Kiman Wiya Jalib Kiwan Wem
42 Teman Anggotmi Anggotmi Angkotmi Anggotmi Neke Nekatupwa Anggotmi Nekaruk
43 Tembakau Apuk Apuk Awuk Tabuk Sabuk Sabuk Top Suwuk
44 Baik Amun Amun Amun Amun Lapmun Keplap Amun Kwinmo
45 Buruk Sowok Sowok Amunban Taep Talbol Kepmacaya Tatep Tattbo
46 Setan Katoro Katoro Awat Tawat Baet Sakbal Tawat Swa
47 Busur Tinim Tinim Anadinim Tinim Tinim Aroyun Tinim Tinim
48 Anak Panah Ando Ando Ana Ano Ara Aro Tinim Ana A
49 Api Amo Amo Amot Amot Awop Ango Amot Awop
50 Noken Men Men Men Men Men Men Men Men
51 Kampak Kapak/Tao Kapak/Tao Kapak/Tao Tamat Tao Tao Kapak/Tao Kapak/To


C. Konsep Suku Bangsa
Suku bangsa adalah unit atau kesatuan sosial yang dapat dibedakan dari kesatuan sosial lalinnya berdasarkan kesadaran akan identitas perbedaan kebudayaan ( Al-Barry, 2001 : 321 ).

1. Nama Suku Bangsa
Istilah Muyu diperkirakan muncul bersamaan dengan masuknya missi katolik yang di bawakan oleh pastor Petrus Hoeboer berkebagsaan Belanda pada tahun 1933 di kampung Ninati daerah Muyu bagian utara.
Eksplorasi pertama di daerah Muyu dimulai yang disebut Perkemahan Swallow ( Swallow Bivouac ). Swallow adalah sebuah kapal perkemahan yang pada bulan Februari tahun 1909 berlabuh di sungai Digul, dekat muara sungai Kao. Pada bulan Mei kapal itu berlayar lebih ke hulu dari Sungai Digul. Dari 27 Maret hingga 6 April ekspedisi itu berlayar ke hulu Sungai Kao 50 km lebih ke atas lagi ( Schoorl, 1997 : 232).
Diperkirakan dalam perjalanan ekspedisi ini, mereka mengadakan kontak pertama dengan penduduk setempat di pinggiran Sungai Kao pada sub suku Kamindip yang hidup di wilayah dusun mereka di pinggiran Sungai Mui. Pada sub suku Kamindip ini ada juga sekelompok orang yang mempunyai klen Muyan. Klen Muyan ini yang diperkirakan mengadakan kontak pertama dengan para ekspedisi tersebut dan mereka memperkenalkan klen mereka kepada para ekspedisi tersebut bahwa mereka adalah klen Muyan. Dari perkenalan ini kemudia para ekspedisi tersebut menulis dalam catatan harian mereka dan mereka kemungkinan meyebut seluruh penduduk itu dari Selatan hingga ke Utara dengan satu istilah yaitu Muyu dan didukung dengan hampir semua kosa kata dalam bahasa sama, sedangkan kata Muyan kemungkinan mengalami perubahan akhiran atau penghilangan an dan di gantikan dengan akhiran u dan menjadi Muyu serta di populerkan pada tulisan-tulisan berikutnya.
Di versi lain, istilah Muyu ini muncul karena orang-orang yang tinggal di daerah itu dari selatan hingga ke utara mereka menyebut Sungai yang mengalir antara sungai Kao di bagian barat dengan sungai Fly di bagian Timur itu dengan istilah “ ok Mui “, yang artinya “ sungai Mui “. Salah satu informan di Mindiptana mengatakan bahwa, istilah “ Muyu “ ini muncul ketika penduduk setempat mengadakan kontak pertama dengan para ekspedisi yang terdiri dari orang-orang Belanda dari muara Sungai Mui hingga ke hulu sungai itu dan mereka menanyakan kepada penduduk setempat bahwa ini sungai apa, penduduk setempat menjawab ini “ ok Mui “ yang artinnya “ sungai Mui “, karena penghilangan akhiran u pada kata Mui dan digantikan dengan akhiran yu menjadi Muyu, maka dari sinilah timbul istilah Muyu.
Penduduk setempat mereka menyebut nama mereka dengan satu istilah yaitu Kati. Istilah Kati ini menurut mereka mempunyai arti “ manusia yang sesungguhnya “ yang berbeda dari suku-suku tetangga mereka seperti suku bangsa Mandobo di bagian Barat dan Selatan, suku bangsa Ngalum di bagian Utara serta orang Awin di bagian Timur dan termasuk Negara Tetangga Papua New Guinea.

2. Sub Suku Dan Wilayahnya
2.a. Sub Suku
Dibagian ini akan dijelaskan sub suku secara keseluruhan di daerah suku Muyu di distrik Mindiptana dan distrik Waropko.
Dalam suku bangsa Muyu atau Kati terdapat beberapa sub suku dengan wilayahnya masing-masing. Sub-sub suku yang ada berjumlah delapan sub suku antara lain sub suku Kamindip di bagian selatan dengan wilayah kampung antara lain Sesnuk, Anggamburan, dan Umap. sub suku Okpari ialah dalam ibukota distrik Mindiptana dan kampung Wanggatkibi di bagian Utara serta kampung Imko di baian Timur, dan kampung Amuan dibagian tengah Timur laut. Sub suku Kakaib di bagian Timur dari distrik Mindiptana serta wilayah kampungnya antara lain kampung Kombut, kampung Mokbiran, dan sebagian kampung Kawangtet. Sub suku Are dan sub suku Kasaut terletak dibagian Utara dan berbatasan langsung dengan suku Ngalum dan termasuk wilayah distrik Waropko kabupaten Boven Digoel, wilayah sub suku Are ialah kampung Simpang dan dalam wilayah ibukota distrik Waropko, sebagian kampung Tembutka. Sub suku Kasaut dibagian utara dan wilayah kampung antara lain kampung Upkin, dan Ikhcan. Sub suku Jonggom terletak di bagian Timur Laut serta wilayah kampungnya antara lain kampung Ninati, kampung Yetetkun, sebagian kampung Tembutka. Sub suku Ninggrum adalah tetangga dari sub suku Jonggom juga terletak di bagian Timur Laut dan wilayah kampungnya di kampung Ninggrum, tetapi wilayah sub suku Ninggrum lebih besar masuk wilayah Negara Papua New Guinea. Sub suku Kawibtet terletak di tengah-tengah antara sub suku Okpari, sub suku Are, sub suku Jonggom, dan sub suku Kakaib, juga suku Mandobo di bagian Barat, dan wilayah kampung sub suku Kawiptet antara lain kampung Kanggewot, Upyetetko dan sebagian kampung Kawangtet.
Sebernanya wilayah kampung-kampung sub suku yang telah disebut diatas masih kurang, karena ada kampung-kampung lain yang belum disebutkan karena kampung-kampung tersebut adalah kampung-kampung lama yang penduduknya bergabung di kampung-kampung yang telah disebutkan tadi dan sebagin masyarakat masih bermukim di pengungsian di Negara tetangga Papua New Guinea karena terjadi kontak senjata antara TNI dan OPM tahun 1984 di daerah Muyu.
DAFTAR PUSTAKA


AL – Barry, Yacub
M. Dahlan
2001
Havilan, William A
1985
Havilan, William A
1985

Sumber Internet

,


,

,


,






Kamus Sosiologi Dan Antropologi, Penerbit Indah Surabaya.


Antropologi Jilid II, Edisi Keempat Diterjemahkan Oleh R.G. Soekadijo, Penerbit Erlangga, Jakarta.
Antropologi Jilid I, Edisi Keempat Diterjemahkan Oleh R.G. Soekadijo, Penerbit Erlangga, Jakarta.

www.papuaweb.org
www.wikipedia.org
www.google.com.




Oleh:
Maksimus Mamo Kandam
Antropologi FISIP Universitas Cenderawasih
Mobille: 085244055601
e-mail: antrop_uncen@hotmail.com
http://www.blogger.com

KAMI SEBENARNYA MUYU ATAU KATI ?

KAMI SEBENARNYA MUYU ATAU KATI ?


A. PENGANTAR

Ada sebagian teman-teman, kaka-kaka, adik-adik yang mempunyai pandangan bahwa kami sebenarnya suku bangsa Kati dan bukan Muyu. Ada juga sebagian teman-teman, kaka-kaka, adik-adik yang mempunyai pandangan lain bahwa kami bukan suku bangsa Kati tetapi sebenarnya suku bangsa Muyu.
Memang apa yang anda katakan tentang Kati atau Muyu itu benar. Dalam artikel ini akan dibuktikan apakah kami suku bangsa Kati atau Muyu dengan menggunakan data sejarah dan wawancara dengan beberapa informan di Mindiptana, dengan pendekatan etimologis Muyu.


B. MUYU
Istilah Muyu diperkirakan muncul bersamaan dengan masuknya missi katolik yang di bawakan oleh pastor Petrus Hoeboer berkebagsaan Belanda pada tahun 1933 di kampung Ninati daerah Muyu bagian utara.
Eksplorasi pertama di daerah Muyu dimulai yang disebut Perkemahan Swallow ( Swallow Bivouac ). Swallow adalah sebuah kapal perkemahan yang pada bulan Vebruari tahun 1909 berlabuh di sungai Digul, dekat muara sungai Kao. Pada bulan Mei kapal itu naik lebih ke hulu dari Sungai Digul. Dari 27 Maret hingga 6 April ekspedisi itu berlayar ke hulu Sungai Kao 50 km lebih ke atas lagi.
Diperkirakan dalam perjalanan ekspedisi ini, mereka mengadakan kontak pertama dengan penduduk setempat di pinggiran Sungai Kao pada sub suku Kamindip yang hidup di wilayah dusun mereka di pinggiran Sungai Mui. Pada sub suku Kamindip ini ada juga sekelompok orang yang mempunyai klen Muyan. Klen Muyan ini yang diperkirakan mengadakan kontak pertama dengan para ekspedisi tersebut dan mereka memperkenalkan klen mereka kepada para ekspedisi tersebut bahwa mereka adalah klen Muyan dengan mengatakan “ neto muyannano “ yang artinya “ saya ini orang/klen Muyan “. Dari perkenalan ini kemudia para ekspedisi tersebut menulis dalam buku catatan harian mereka dan mereka kemungkinan meyebut seluruh penduduk itu dari Selatan hingga ke Utara dengan satu istilah yaitu Muyu dan didukung dengan hampir semua kosa kata dalam bahasa itu sama. Sedangkan kata Muyan kemungkinan mengalami perubahan akhiran atau penghilangan akhiran an dan di gantikan dengan akhiran u dan menjadi Muyu serta di populerkan pada tulisan-tulisan dan laporan-laporan berikutnya.
Di versi lain, istilah Muyu ini muncul karena orang-orang yang tinggal di daerah itu dari Selatan hingga ke Utara mereka menyebut Sungai yang mengalir antara sungai Kao di bagian Barat dengan Sungai Fly di bagian Timur itu dengan istilah “ ok Mui “, yang artinya “ sungai Mui “ kali Muyu. Salah satu informan di Mindiptana mengatakan bahwa, istilah “ Muyu “ ini muncul ketika penduduk setempat mengadakan kontak pertama dengan para ekspedisi yang terdiri dari orang-orang Belanda dari muara Sungai Mui hingga ke hulu sungai itu dan mereka para ekspedisi menanyakan kepada penduduk setempat bahwa ini sungai apa, penduduk setempat menjawab ini “ ok Mui “ yang artinnya “ sungai Mui “, atau kali Muyu dan para ekspedisi Belanda menulis Mui dengan ejaan Belanda Moejoe yang di Indonesiakan menjadi Muyu. Karena penghilangan akhiran i pada kata Mui dan digantikan dengan akhiran yu menjadi Muyu, maka dari sinilah timbul istilah Muyu.


C. KATI
Orang-orang yang hidup diantara sungai Kao di bagian Barat dan sungai Fly di bagian Timur mereka menyebut nama atau diri mereka dengan satu istilah yaitu “ Kati “. Istilah Kati ini menurut mereka mempunyai arti “ manusia yang sesungguhnya “ yang berbeda dari suku-suku bangsa tetangga mereka seperti suku bangsa Mandobo di bagian Barat dan Selatan, suku bangsa Ngalum di bagian Utara serta orang Awin di bagian Timur dan termasuk Negara Tetangga Papua New Guinea. Perbedaan yang dimaksud disini antara lain, bahasa, cara menghadapi, bertindak dan menyelesaikan suatu perkara, perbedaan orientasi kehidupan kepada masa lalu, masa kini dan masa depan dan juga kriteria lainnya yang dibuat oleh orang-orang yang hidup di antara sungai Kao di bagian Barat dan sungai Fly di bagian Timur kepada suku bangsa tetangga mereka.
Ada batasan istilah “ MUYU “ yaitu “ Manusia Ulet Yang Unik “ yang populer berkembang di kalangan Mahasiswa/i Muyu di Jayapura. Istilah Manusia Ulet Yang Unik saya tidak temukan istilah ini dalam referensi tentang orang Muyu dan juga dari wawancara dengan beberapa orang Muyu mereka tidak menyebutkan istilah itu, dan ketika saya wawancara tentang istilah itu mereka menolak itu dan membantah bahwa kami bukan Manusia Ulet Yang Unik tetapi kami ini sebernanya Kati. Maka berdasarkan data yang ditemukan bahwa sebernanya istilah Manusia Ulet Yang Unik ( MUYU ) adalah salah dan tidak ilmiah. Manusia Ulet Yang Unik tidak ada kaitannya dengan istilah Muyu maka tidak dibenarkan untuk dikaitkan dengan istilah Muyu.


Oleh :
Maksimus M. Kandam
Antropologi FISIP UNCEN
Mobille : 085244055601
e-mail : antrop_uncen@hotmail.com
http://www.blogger.com